Jumaat, 5 Ogos 2011

12 di sungai panjang - Google Blog Search

12 di sungai panjang - Google Blog Search


Kearifan Lokal Suku Dayak <b>di</b> Rumah Betang

Posted: 10 Jul 2011 01:21 AM PDT

ANDA tengah melancong di Sungai Kapuas, maka Anda akan melewati rumah panjang suku Dayak. Kepulan asap yang lambat laun hilang di balik rindangnya dedaunan hutan tropis Borneo menunjukan sebuah kehidupan yang bergeliat di dalam hutan tersebut.

Pucuk-pucuk daun hijau menyentuh atap rumah panjang suku Dayak yang unik. Di dalam rumah para ibu baru saja menyiapkan air kelapa untuk makan besar yang harumnya sangat mengundang air liur.

Rumah panjang suku Dayak terdiri lebih dari 50 ruangan dengan banyak dapur, menjadikan rumah tersebut menjadi salah satu rumah terpanjang yang pernah dibangun. Meskipun rumah panjang ini terlihat bobrok dan sebagain besar dibangun berabad-abad lalu, namun kondisinya masih sangat kokoh karena dibagun dengan kayu ulin (kayu besi) yang terkenal kuat.

Suku Dayak merupakan suku asli Kalimantan, pulau besar yang dikenal juga dengan nama Borneo. Suku Dayak di Kalimantan menghuni dataran tinggi, pedalaman hutan, dan di sepanjang pinggiran sungai pulau ini. Dahulu mereka ditakuti karena kehandalannya berburu di hutan.

Suku Dayak saat ini hidup makmur dengan bertani, menghasilkan produk hutan, menenun, atau mengukir kayu. Sungai sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai karena berfungsi sebagai penyedia makanan dan minuman. Selain itu tentu saja sebagai penghubung ke dunia luar.

Rumah panjang suku Dayak merupakan tempat tinggal yang dihuni oleh beberapa keluarga, di mana seluruh keluarga inti berdiam. Rumah panjang ini, dikenal dengan betang atau lamin yang umumnya terletak di pinggiran sungai dan dibangun di atas tiang yang kokoh agar terhindar dari banjir musiman.

Rumah betang ini biasanya dibangun di atas tiang setinggi 5 sampai 8 meter, sedangkan untuk masuk ke dalam rumah menggunakan tangka (tangga). Karena tangganya yang kurang kokoh maka Anda harus berhati-hati ketika menaikinya. Saat ini keberadaan rumah panjang mulai menghilang dan tidak dihuni karena masyarakat memilih untuk tinggal di rumah yang lebih kecil dari pada tinggal di sebuah rumah yang dihuni oleh beberapa keluarga besar.

Rumah panjang dihuni oleh sejumlah keluarga besar. Contohnya seperti rumah panjang di Putussibau, daerah dataran tinggi sungai Kapuas, rumah panjang di sini memiliki 54 bilik yang dihuni oleh beberapa keluarga. Namun ada satu beranda yang digunakan sebagai tempat pertemuan, ritual, upacara, pertunjukan budaya, dan juga aktivitas umum lainnya.

Setiap hari, para wanita terlihat sibuk menenun dan para pria sibuk memahat kayu. Rumah panjang bukan hanya merupakan tempat perlindungan namun juga merupakan tempat terciptanya keharmonisan, kedekatan dan kebersamaan yang berkelanjutan di antara sesama penghuni rumah panjang. Di desa Saham, sekira 158 km dari Pontianak, rumah di sini memiliki panjang 186 meter dan lebar 6 meter, dihuni oleh tidak kurang dari 269 orang.

Di dalam rumah panjang ini, setiap keluarga diberikan tugas untuk mengurus keamanan bersama, masing-masing harus terlibat dalam upacara dan ritual. Di rumah ini juga ada pembagian kerja, tetapi lebih ditekankan pada kerjasama. Namun demikian, perbedaan masih ada antara bangsawan dan rakyat jelata. Pemimpin diposisikan di tengah rumah, sedangkan kasta terendah diposisikan di dekat pintu masuk.

Dalam rumah betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga dan masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat bersama, baik dari masalah kriminal atau berbagi makanan, suka-duka maupun mobilisasi tenaga untuk mengerjakan ladang.

Di rumah tradisional inilah Anda akan merasakan kebersamaan dan persaudaraan suku Dayak. Apabila salah satu anggota keluarga ada yang meninggal dunia maka masa berkabung mutlak diberlakukan selama satu minggu bagi semua penghuninya. Saat itu mereka tidak menggunakan perhiasan, tidak berisik, tidak minum tuak dan dilarang menghidupkan peralatan elektronik.

Rumah panjang atau betang tersebar di berbagai tempat, seperti di Kabupaten Sunge Uluk Apalin, Melapi, Semangkok, Sungai Utik, dan di Kabupaten Bukung. Semuanya berada di Kapuas Hulu atau di dataran tinggi Kapuas. Rumah panjang ini  sudah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia.

(nsa)Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

ads